Rabu, 04 Juli 2012

Teknologi Ramah Lingkungan


TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
A. Prinsip Dasar Industri Ramah Lingkungan
Ramah lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep “zero waste”, pada pelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalam proses industri melakukan strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai dari bahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Untuk mendukung terlaksananya strategi tersebut diperlukan suatu perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku pimpinan dan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang dan peningkatan kompetensi SDM. Industri yang menerapkan strategi ramah lingkungan mempunyai tujuan:
1. menciptakan produk yang sehat, aman dan berkualitas,
2. meminimalkan potensi kontaminasi bahan-bahan yang beracun atau
                berbahaya pada produk,
3. melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja
4. meminimalkan terbentuknya limbah baik dalam jumlah dan
                toksisitasnya.
Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dalam suatu industry dapat diterapkan 6 (enam) prinsip dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy. Model industri yang menerapkan 6 prinsip tersebut dapat berupa nir limbah (zero waste), produksi bersih (cleaner production), produktivitas hijau (green productivity) atau perusahaan hijau (greencompany). Model-model tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.



1. Refine, adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah
    lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yangada saat
    ini.
2. Reduce, adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan
    dengan optimalisasi proses atau operasional menghasilkan limbah
    yang mengalami pemborosan. Contoh: mengganti keran atau pipa
    bocor, memasang alat penangkap ceceran/lelehan.
3. Reuse, adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada
   proses yang berbeda.
4. Recycle, adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumberdaya
   untuk proses yang sama.
5. Recovery, adalah kegiatan pengambilan kembali sebagianmaterial
   penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses
   atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain.
6. Retrieve Energy, adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan
  sebagai bahan bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan
  energi dalam proses produksi.
B. Manfaat Penerapan Strategi Ramah Lingkungan
Beragam manfaat dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan strategi ramah lingkungan. Beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah:
1. Sebagai pedoman bagi perbaikan produk dan proses produksi.
2. Efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam dan
    energi.
3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar atau limbah.
4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media lingkungan ke
    media lingkungan lain.
5. Mengurangi resiko terhadap kesehatan dan lingkungan.
6. Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah pada
    sumbernya, teknologi bersih dan produk akrab lingkungan.
7. Menghindari biaya clean-up.
8. Meningkatkan daya saing produk di pasar internasional melalui
    penggunaan teknologi baru dan/atau perbaikan teknologi.
9. Kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, agro-industri dan
     masyarakat.
10. Pengurangan biaya yang tinggi karena penerapan sistem
      pengelolaan limbah ujung pipa (end off pipe treatment).
C. Penerapan Teknik Ramah Lingkungan
Penerapan teknik ramah lingkungan pada industri dapat dimulai dengan hal-hal yang mudah dan tidak memerlukan biaya investasi dan secara bertahap dikembangkan sesuai dengan kesiapan perusahaan. Secara garis besar, pilihan penerapan industri ramah lingkungan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) bagian yaitu:

1. Perubahan bahan baku
1.1. Mengurangi atau menghilangkan bahan baku yang mengandung
       bahan berbahaya dan beracun seperti logam berat, zat pewarna,
       pelarut.
1.2. Menggunakan bahan baku yang berkualitas dan murni untuk
        menghindari kontaminasi dalam proses produksi.
1.3. Menggunakan bahan-bahan daur ulang untuk menciptakan pasar
        bagi bahan-bahan daur ulang.
2. Tata cara operasi dan housekeeping
2.1. Tindakan pencegahan kehilangan bahan baku, produk ataupun
        energi dari pemborosan, kebocoran dan tercecer dengan cara
        memasang bendungan/dike untuk menampung tumpahan dari
        tangki, memasang safety valve, perancangan tangki yang sesuai
       dan mendeteksi kebocoran.
2.2. Penanganan bahan untuk mengurangi kehilangan bahan akibat
       kesalahan penanganan seperti bahan telah kadaluarsa.
2.3. Penjadwalan produksi dapat membantu mencegah pemborosan
       energi, bahan dan air.
2.4. Melakukan koordinasi pengelolaan limbah.
2.5. Memisahkan atau segregasi limbah menurut jenisnya untuk
       memudahkan pengelolaan kerugian akibat kerusakan peralatan
      dan mesin.
2.6. Mengembangkan tata cara penanganan dan inventarisasi bahan
       baku, energi, air, produk dan peralatan.
3. Penggunaan kembali
3.1. Menggunakan kembali sisa air proses, air pendingin, dan bahan
       lainnya di dalam atau di luar sistem produksi.
3.2. Mengambil kembali bahan buangan sebagai energi.
3.3. Menciptakan kegunaan limbah sebagai produk lain yang dapat
       dimanfaatkan oleh pihak luar.
4. Perubahan teknologi
4.1. Merubah peralatan, tata letak dan perpipaan untuk memperbaiki
        aliran proses produksi dan meningkatkan efisiensi.
4.2. Memperbaiki kondisi proses seperti suhu, waktu tinggal, laju aliran,
       dan tekanan sehingga meningkatkan kualitas produk dan
        mengurangi jumlah limbah.
4.3. Menghindari penggunaan bahan-bahan B3 (bahan beracun dan
       berbahaya).
4.4. Menggunakan atau mengatur peralatan seperti motor dan pompa
       yang lebih hemat energi.


4.5. Menerapkan sistem otomatisasi dapat menghasilkan perbaikan
       monitoring dan pengaturan parameter operasi untuk menjamin
       tingkat efisiensi yang tinggi.
5. Perubahan produk
5.1. Merubah formulasi produk untuk mengurangi dampak kesehatan
        bagi konsumen.
5.2. Merubah bahan pengemasan untuk mengurangi dampak
       lingkungan.
5.3. Mengurangi kemasan yang tidak perlu.
BEBERAPA TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DI INDONESIA
1. Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mungkin menyatukan saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam sistem Biogas. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya kedalam system Biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain seperti temperatur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N.
2. Biopori atau yang biasa disebut dengan Teknologi Lubang Resapan Biopori merupakan metode alternatif untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, selain dengan sumur resapan. Pemanfaatan Biopori ini akan membuat keseimbangan alam terjaga, sampah organik yang sering menimbulkan bau tak sedap dapat tertangani, disamping itu juga dapat menyimpan air untuk musim kemarau.  Selain itu kelebihan dari Biopori ini adalah memperkaya kandungan air hujan, karena setelah diresapkan kedalam tanah lewat Biopori yang mengandung lumpur dan bakteri, air akan melarutkan dan mengandung mineral mineral yang diperlukan oleh kehidupan. Adapun tujuan Lubang Resapan Biopori (LRB) ini adalah agar air masuk sebanyak mungkin kedalam tanah.Kelebihan LRB lainnya adalah selain sederhana, alat ini sangat mudah digunakan oleh kaum perempuan.




Selain itu 10 manfaat dari LRB ini antara lain adalah memelihara cacing tanah; mencegah terjadinya keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah; menghambat intrusi air laut; mengu-bah sampah organik menjadi kompos; meningkatkan kesuburan tanah; menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah; mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti Demam Berdarah, Malaria, Kaki Gajah, (mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan); mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan); serta mengurangi banjir, longsor dan kekeringan.
3. Energi alternatif biofuel yang dapat diperbarui dapat memperkuat ketersediaan bahan bakar. Karenanya untuk mengembangkan bahan bakar tipe ini perlu kerja sama yang harmonis dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri otomotif dan swasta. Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan yaitu, etanol dan biodiesel. Etanol berasal dari alkohol yang strukturnya sama dengan bir atau minuman anggur. Untuk membuat alkohol dilakukan melalui proses fermentasi dari bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti ketela pohon. Etanol dipergunakan untuk menggerakkan mesin berbahan bakar bensin.Khusus untuk mesin diesel, bias mempergunakan bahan bakar jenis biodiesel. Diproduksi dari dari senyawa kimia bernama alkil ester yang bisa diperoleh dari lemak nabati. Bahan ester ini memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai C-etananya dibandingkan solar. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang memiliki C-etana lebih tinggi. Biodieselpun sudah terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Negara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor
bahan bakar solar sebesar 39,7%.
4. Fenomena alam sering menjadi inspirasi bagi peneliti untuk menciptakan teknologi ramah lingkungan. Biopulping adalah salah satunya yang meniru proses mikroorganisme pada proses pelapukan untuk digunakan dalam tingkat industri. Alam sering memberi ide cemerlang bagi hidup manusia dari proses pelapukan kayu, ranting, daun atau lainnya. Saat bahan-bahan itu melebur, terjadi pembusukan yang membuatnya hancur bersama alam. Tak ada sampah atau limbah. Bila ditelaah lebih detail, proses tersebut dimotori oleh mikroorganisme. Mikroorganisma yang terdiri atas sejumlah mikroba membantu proses pelapukan sehingga sampah alam itu terurai, kembali menjadi tanah berupa humus. Hasil kerja mikroorganisma yang sempurna tak menghasilkan polusi tersebut memberi inspirasi pada para ilmuwan kita untuk memanfaatkannya dalam sektor industri. Industri kertas dan pulp terkenal dengan limbahnya yang sulit diatasi. Limbah ini berasal dari bahan kimia seperti soda api, sulfit dan garam sulfida dalam proses penghilangan kandungan lignin. Bahan kimia inilah yang dianggap sebagai sumber pencemaran lingkungan.

 Proses penggunaan sulfur mencemari udara dan sudah dilarang di sejumlah negara maju seperti Jerman. Pengolahan pulp yang ideal adalah biopulping, yakni mengolah pulp dengan menggunakan bantuan mikroba. Manfaat
biopulping yang menonjol adalah penghematan energi dan pengurangan pemakaian bahan kimia. Proses pembuatan bubur kayu alias pulp dan kertas biasa dilakukan dengan memasak serpihan kayu, jerami atau ampas tebu. Semuanya menggunakan bahan kimia. Tujuan proses ini untuk memisahkan komponen lignin. Dalam biopulping, bahan-bahan kimia tadi digantikan oleh sejenis mikroba yang bias mengeluarkan enzim dan mendegradasi lignin. Mikroba ini adalah golongan jamur atau fungi pelapuk kayu yang banyak dijumpai di alam bebas. Bahan pemutih kertas yang selama ini menggunakan bahan kimia seperti klorit dan hidrogen peroksida dapat digantikan dengan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh fungi pelapuk. Beberapa enzim yang sangat dikenal untuk menguraikan lignin adalah manganese peroksidase, laccase dan lignin peroksidase.
  1. Sepeda. Sekarang dikembangkan kelompok-kelompok masyarakat yang
mengusung ide penggunaan sepeda sebagai alternatif alat transportasi yang ramah lingkungan seperti gerakan Bike-to-Work (B2W). Sepeda dapat digunakan dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer.
  1. Sepeda Listrik. Alternatif lain dari sepeda manual adalah sepeda yang
digerakkan dengan tenaga listrik baterai yang dapat diisi ulang. Di samping lebih hemat biaya, sepeda ini juga tidak menimbulkan kebisingan dalam penggunaannya dibandingkan sepeda motor. Kecepatan berkendaraan maksimum jenis sepeda ini adalah sekitar 40-60 km/jam dengan daya jelajah hingga 60 km.
  1. Kendaraan Hybrid. Adalah kendaraan yang dikembangkan dari bahan
yang ultra-ringan tapi sangat kuat seperti komposit. Sumber tenaga kendaraan jenis ini umumnya merupakan campuran antara bahan bakar minyak dan listrik yang dibangkitkan dari putaran mesin kendaraan melalui teknologi rechargeable energy storage system (RESS). Kendaraan jenis ini diklaim sebagai memiliki tingkat polusi dan penggunaan bahan bakar yang rendah.
  1. Kendaraan hypercar. Kendaraan jenis ini memiliki fitur konstruksi yang
sangat ringan, desain yang aerodinamis, penggerak berbahan baker hybrid dan beban aksesoris yang minimal.

E. Rangkuman
Prinsip dasar penerapan teknologi ramah lingkungan adalah strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. Beberapa model industry seperti; nir limbah (zero waste), produksi bersih (cleaner production), produktivitas hijau (green productivity) atau perusahaan hijau (green company) menerapkan 6 (enam) prinsip dasar teknologi ramah lingkungan yaitu


Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.
Manfaat lain penerapan teknologi ramah lingkungan adalah diperoleh keuntungan secara ekonomis, misal biaya mencegah terbentuk limbah lebih ringan dibandingkan beban pengolahan limbah. Di Indonesia sebenarnya banyak contoh penerapan teknologi ramah lingkungan tetapi belum luas, sehingga pencemaran lingkungan masih lebih dominant beredar.


Tari Gawi



TARI GAWI

SEJARAH TARI GAWI
            Tari gawi adalah jenis tarian yang sudah ada sejak zaman para leluhur terdahulu. Tari Ini biasanya dipentaskan dalam  upacara – upacara , pengankatan kepala suku  (Wake Ria Ringgi Beba), pembangunan rumah adat, mengmpulkan hasil panen dalam lumbung padi, dll.
            Filosofi tari gawi yaitu sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan berkat dan rahmat kepada masyarakat Ende Lio dan masyarakat umum tentang  panen yang melimpah, harmoni alam, kehidupan yang baik dan kerukunan antar sesama.
Jenis tarian ini berbentuk lingkaran mengelilingi tubu musu dengan cara berpegangan tangan dan menyentakkan kaki dalam bentuk dua macam ragam yaitu Ngendo dan Rudhu atau ragam mundur dan maju 

Dalam komposisi bentuk gawi ada bagian -bagiannya yaitu :
    • Eko Wawi – Sodha
    • Sike – Ana Jara
    • Naku Ae Wanda Pau
    • Ulu
Susunan dalam Gawi dalam setiap penampilam adalah sebagai berikut : Mega Rema Ba – Oro e – Sodha – Ndeo Oro.Waktu dan jumlah peserta tari gawi / naro tidak ditentukan dan tarian ini biasa diadakan di Koja Kanga pada acara Nggua / seremonial adat, bagi peserta gawi diwajibkan ikut bernyanyi pada bagian oro
FUNGSI DARI TARI GAWI
Tari gawi memiliki fungsi untuk memperat rasa kebersamaan dan kerukunan antar sesama dan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan (Hasil panen yang melimpah).
ELEMEN  - ELEMEN TARI GAWI
1.                                                               gerak penari   →   Maknawi (mempunyai maksud untuk mengiringi sair      sair lagu yang dinyanyikan dalam melaksanakan tari gawi)


2.                                                               Unsur – unsur tubuh penari.
a.       Kepala  →   tidak  terlalu digunakan
b.      Tangan →  para penari bergandengan tangan sambil diayun -       ayunkan
c.       Badan  →   para penari agak membungkukan badan ke depan
d.      Kaki     →   para penari biasanya melakukan gerakan maju,  mundur, kekiri, dan kekanan
3.      Musik → internal (musik yang digunakan dalam mengiringi tari gawi yaitu berupa nyanyian dalam bentuk sair – sair adat, dan tidak bisa diiringi dengan alat musik)
4.      Kostum
a.       Laki – laki  (pada bagian kepala, jika diikat dengan destar merah menandakan kepala suku dan jika diikat dengan  destar tenun biasa menandakan warga biasa)
b.      Perempuan (menggunakan baju bodo / berlengan panjang disebut “ lambu ingga” dan sarung dari kain tenun disebut “lawu”)
5.      Tema →  Tari Gawi melambangkan kebersamaan dan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.
6.      Properti
a.       Parang (digunakan oleh pemandu tarian atau “eko wawi”)
b.      Tongkat berumbai yang terbuat dari ekor kuda (digunakan oleh pemandu tarian dalam barisan atau “ulu”)
c.       Bajo bodo/belengan panjang
d.      Kain tenun
e.       Destar atau ikat kepala
7.      Panggung → tari gawi membutuhkan tempat yang luas oleh karena itu tari gawi biasanya dipentaskan di lapangan dengan berlatarkan rumah kepala suku adat
CIRI KHAS

            Ciri khas dalam tarian gawi yaitu biasanya penari bergandengan tangan membentuk lingkaran sambil menghentakan kaki ke tanah

PERKEMBANGAN
           
            Perkembangan tarian gawi dari zaman ke zaman telah mengalami pergeseran nilai. Pada zaman para leluhur tarian gawi hanya boleh diikuti oleh orang tua dan bersifat sakral  tetapi sekarang tari gawi bisa diikuti oleh semua umur dan bersifat sebagai hiburan.
           
            Disamping itu, dulu tari gawi hanya boleh dipentaskan pada malam hari dengan penerangan api unggun agar lebih khusuk serta dilakukan semalaman suntuk. Tetapi pada saat ini tari gawi boleh dilakukan pada siang maupun malam hari.

PERADABAN LEMBAH SUNGAI EUFRAT


PERADABAN LEMBAH SUNGAI EUFRAT

i.    Letak Geografis
Mesopotamia adalah suatu daerah yang terletak diantara dua sungai, yaitu sungai Eufrat dan Tigris (Mezo=tengah, potamus
=sungai)

Terletak di Asia Barat Daya, yang berbatasan dengan :
·    Teluk Persia dan Iran sebelah Timur dan Timur Laut
·    Iran dan Turki, sebelah Utara
·    Sirya dan Yordania, disebelah Barat
·    Saudi Arabia dan Kuwait, disebelah Selatan
·    Sumeria merupakan daerah subur, sehingga selalu diperebutkan oleh bangsa :
ii.    Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria merupakan penguasa pertama daerah Mesopotamia
Hasil Kebudayaan Bangsa Sumeria :
·    Mengenal bentuk tulisan yang disebut huruf paku
·    Menggunakan batu-bata sebagai bahan bangunan untuk membuat tembok rumah
·    Mengetahui penanggalan : 1 tahun terdiri  12 bulan = 350 hari,  1 hari terdiri : 24 jam, 1 jam = 60 menit, 1 menit = 60 detik
·    Mengetahui suatu lingkaran = 360°
·    Dalam kesusastraan menghasilkan wiracarita/kisah kepahlawanan yaitu : Gilgamesh
·    Kepercayaan bangsa Sumeria adalah kepercayaan terhadap gejala dan kekuatan alam sehingga dikenal beberapa dewa yaitu : Dewa Langit, Dewa Bumi, Dewa Lautan
·    Telah mengadakan hubungan dengan kota Mohenjodaro dan Harappa
iii.    Bangsa Babilonia Lama (3000 SM)
Raja Babilonia I adalah Hamurabi (+1900 SM)
Hasil Kebudayaan bangsa Babilonia I adalah :
·    Codex Hamurabi, yaitu undang-undang yang dipahatkan di batu yang berisi : larangan main hakim sendiri, sehingga keamanan dan keadilan masyrakat dijunjung tinggi.Hukum perdata dan Pidana
·    Konsep kepercayaan bangsa Babilonia I telah mengenal dewa-dewa.
·    Dewa Marduk merupakan Dewa Utama
Kerajaan Babilonia I hancur setelah mendapat serangan dari Bangsa Asyiria
iv.    Bangsa Assyria
Bangsa Asyiria merupakan bangsa yang militan dan sangat kejam
Bangsa Asyiria mendirikan kerajaan di tepi Sungai Tigris dengan ibukotanya Niniveh. Niniveh merupakan pusat peradaban bangsa Asyiria.
Pada masa kekuasaan Raja Sagon (732 SM) bangsa Asyiria menguasai daerah : Funisia, Palestina, Libanon, dan Israel (bangsa Israel dijadikan budak)
Pada Masa Raja Assarbanibal (650 SM) bangsa Asyiria berhasil menguasai Mesir
v.    Babilonia Baru
Nebopalasar sebagai pendiri kerajaan Babilonia baru.
Babilonia mencapai kejayaan pada masa Nebukadnezar (612-536 SM)
Hasil kebudayaan Babilonia baru adalah :
·    Taman gantung dan Istana Bertingkat
·    Menara Babilonia, tidak pernah selesai karena pekerjanya berselisish faham karena tidak mengerti bahasa masing-masing
·    Babilonia baru melanjutkan kebudayaan Babilonia lama dan Sumeria
·    Telah mengenal ilmu perbintangan : gerhana matahari dan bulan.
Kerajaan Babilonia berakhir ( + 536 SM)

Kepercayaan
Bangsa Sumeria mempercayai banyak dewa yang ditimbulkan oleh kondisi alam yang tidak stabil. Diantara banyak dewa-dewa yang dikenal, tiga di antaranya merupakan dewa tertinggi antara lain Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi) dan Dewa Ea (Dewa Air). Keberhasilan bangsa Sumeria menguasai daerah Mesopotamia diabadikan dalam sebuah mitologi kemenangan saat terjadi peperangan antara Dewa Marduk dengan Dewa Tiamat. Dewa Tiamat dianggap sebagai dewa petaka yang selalu membawa bencana banjir.

Hasil Kebudayaan Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Trigris
Hasil kebudayaan peradaban sungai eufrat dan trigris berupa ilmu pengetahuan dan tekhnologi, yaitu:
Aksara
Sejak berdirinya Sumeria, bangsa-bangsa yang mendiami Lembah
Sungai Eufrat dan Tigris sudah mengenal abjad dengan bentuk
huruf paku dengan sebutan kuneiform. Pengembangan huruf ini
didapat pada peninggalan Babylonia sebuah prasasti batu Undangundang
Hammurabi yang memuat 282 pasal, setiap pasalnya
memuat peraturan dan hukuman bagi pelanggarnya.

Kalender
Pergantian musim menunjukkan pergantian bulan, untuk
kepentingan masa bercocok tanam dan panen mendorong
timbulnya sistem penanggalan. Penanggalan waktu ini sudah
dikenal sejak Kerajaan Sumeria dan berkembang sejak Kerajaan
Chaldea yang membagi minggu dalam 7 hari, hari dalam 24 jam,
sama seperti yang terjadi saat ini.

Ilmu hitung
Bangsa Sumeria sudah mengenal angka 60 (sexagesimal) bilangan
dasar, susunan angka 60 dipakai sebagai besarnya derajat dalam
1 lingkaran, yakni 360 derajat yang dianalogikan sama dengan
peredaran bumi mengelilingi matahari dalam 1 tahun yang terdiri
dari 360 hari.